TUGAS KONSERVASI ARSITEKTUR

24 Agu

Gina Damar Wulandari

23312163

4TB02

TUGAS KONSERVASI ARSITEKTUR

Kawasan Kampung Luar Batang

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1 Sejarah Kawasan Kampung Luar Batang

Di belakang Gedung Museum Bahari, jalan Pasar Ikan sebuah kawasan kota tua di Jakarta utara, terletak Kampung Luar Batang. Kampung yang terletak di Kelurahan Penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di Jakarta. Diperkirakan, pemukiman ini mulai dibangun pada tahun 1630-an.Kampung ini boleh dikatakan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Kampung nelayan yang termasuk dalam Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Ada dua pendapat mengenai asal usul kampung, yang pertama menyebutkan bahwa wilayah Luar Batang berada di luar batas pemisah berupa batang kayu yang dibuat Belanda di muara Sungai Ciliwung. Patek.ini dibuat untuk mernisahkan kegiatan perdagangan Belanda di Pelabuhan Sunda Kelapa dengan para nelayan. Perahu nelayan harus berlabuh di luar batang kayu, di sebelah barat sehingga daerah ini kemudian dinamakan Luar Batang. Pendapat kedua, berawal dari makam AI Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Saat akan dimakarnkan di pemakaman pemerintah di Tanah Abang (Taman Prasasti), sesuai kehendak Belanda, temyata jenazahnya sudah tidak ada di tempat usungan yang berupa kurun batang. Jenazah sudah berada di dekat mesjid yang kemudian disebut Kampung Luar Batang. Dari “Makam Kramat Luar Batang” inilah awal dari kampung Kramat Luar Batang

Sejarah Kampung Luar Batang sendiri berawal sejak masa pemerintahan Belanda pada abad ke-18. Kampung yang berada di luar kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa ini dibatasi pemerintah dengan batang pohon. Kawasan di luar batas ini menjadi tanda untuk warga harus membayar retribusi bila memasuki pelabuhan. Lokasi di luar batas batang pohon tersebut selanjutnya disebut Kampung Luar Batang.Lokasi pemukiman Luar Batang dulunya merupakan rawa-rawa. Lama kelamaan rawa-rawa itu tertimbun lumpur dari kali Ciliwung, terutama setelah dibangunnya Kampung Muara Baru, yang kini juga merupakan kawasan kumuh di dekat Luar batang.

1.jpg

Sumber : http://soulofjakarta.com/

Sejak masa VOC, pihak penguasa sering mendatangkan tenaga kerja guna membangun pelabuhan dan kastil Batavia. Para pekerja di lokasi itu berdatangkan dari berbagai daerah. Mereka juga ditempatkan di Kampung Luar Batang. Jadi, kekumuhan pemukiman tertua di Jakarta yang luasnya 16,5 hektar itu sudah berlangsung sejak awal masa VOC. Pasar yang ada kala itu dan kini dikenal dengan nama Pasar Ikan baru dibangun pada tahun 1846. Lokasi Pasar Ikan ini dulunya merupakan laut.

2

Sumber : http://soulofjakarta.com/

Ketika aktivitas utama pelabuhan Sunda Kelapa akibat pengdangkalan dialihkan ke Tanjung Priok (1886), lokasi sekitar pemukiman Luar Batang tetap padat. Hal ini dikarenakan aktivitas perahu dan pelabuhan Pasar Ikan (Sunda Kelapa) tetap berjalan.

3133854986_e52bebd726

Sumber : http://www.bettylovesblogging.com

Saat ini, Kampung Luar Batang penduduknya sangat padat karena lokasinya berdekatan dengan berbagai pusat akivitas. Kondisinya semakin kumuh ketika urbanisasi besar-besaran terjadi pada 1950-1960, akibat terganggunya keamanan. Dalam periode itu terjadi beberapa pemberontakan seperti DI/TII dan Kahar Muzakar.

Letak Kampung Kramat Luar Batang dekat dengan pantai laut Jawa sehingga banyak mempengaruhi iklim dan lingkungan hidup masyarakatnya. Dulu keadaan alam kampung ini masih berupa empang-empang dan lautan semak yang berawa-rawa. Rawa-rawa ini kemudian ditimbun untuk dijadikan tempat tinggal penduduk. Tanah terbentuk dari endapan lumpur di muara sungai sehingga tidak padat. Air tanahnya mengandung garam sehingga tidak bisa digunakan untuk air minum. Penduduk kampung terdiri dari orang asli Betawi dan pendatang dari Jawa Barat, Madura, Jawa Tengah, Bugis, dan Makasar. Para pendatang dari Sulawesi Selatan umumnya bekerja di bidang perkayuan. Sedang yang dari Jawa, Madura, Sunda, dan Betawi kebanyakan menjadi buruh pelabuhan atau industri.

 

 

BAB II

UPAYA PELESTARIAN KAMPUNG LUAR BATANG

 

2.1 Tindakan Pelestarian

Berdasarkan hasil penelusuran dan pengamatan kawasan Jakarta utara memiliki banyak nilai sejarah historial hingga arsitektural. Hai ini bisa dijadikan suatu nilai tambah khususnya dibidang pariwisata. Maka dari itu pemerintah kota administrasi Jakarta utara bekerja sama dengan dinas pariwisata bekerjasama membuat kawasan pelestarian cagar budaya, yaitu kawasan sejarah kota tua. Untuk itu kawasan dan tempat  tempat tersebut mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

 

2.2. Konservasi

Konservasi adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi tetap memperhatikan, manfaat yang dapat di peroleh pada saat itu dengan tetap mempertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan.

Namun menurut Adishakti (2007) istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981, yaitu Charter for the Conservation of Places of Cultural Significance, Burra, Australia, yang lebih dikenal dengan Burra Charter.

Disini dinyatakan bahwa konsep konservasi adalah semua kegiatan pelestarian sesuai dengan kesepakatan yang telah dirumuskan dalam piagam tersebut. Konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung di dalamnya terpelihara dengan baik. Kegiatan konservasi meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan sesuai dengan kondisi dan situasi lokal maupun upaya pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.

Suatu program konservasi sedapat mungkin tidak hanya dipertahankan keasliannya dan perawatannya namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan. Kegiatan yang dilakukan ini membutuhkan upaya lintas sektoral, multi dimensi dan disiplin, serta berkelanjutan.

Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain :

  1. Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar.
  2. Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar. Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
  3. Melindungi benda-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun khemis secara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang merusak.
  4. Melindungi benda-benda (dalam hal ini benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.

 

2.3 Pengertian Kampung

Berdasarkan beberapa kajian mengenai kampung disamping memiliki beberapa kesamaan mengenai kondisi kampung dimana kampung selalu berkembang secara tidak terencana. Bahkan berkembangnnya kampung di kota bertujuan sebagai “wadah” adaptasi bagi masyarakat desa yang tinggal di kota dengan segala macam ritual dan budaya yang masih dipegang teguh dari nenek moyangnya masing-masing.   Keberadaan kampung di perkotaan yang cenderung dekat dengan berbagai pusat kegiatan ditinjau dari keberadaan (legalitas) terdapat dualisme yaitu kampung yang berkembang tidak sesuai dengan peruntukannya dan kampung yang berkembang sesuai dengan peruntukan tata ruang  kota. Kampung yang berkembang sesuai dengan tata ruang kota dan sah legalitasnya menjadi salah satu elemen perkotaan yang berperan sebagai penyedia pemukiman bagi berbagai lapisan masyarakat karena adanya pengaruh globalisasi.

 

2.4 Teori Pelestarian Kampung Luar Batang

Teori pelestarian kampung luar batang yaitu menggunakan konsep pengembangan revitalisasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.

Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural. Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan.Tergantung dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi.Jadi, revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik) kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives). Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.

Revitalisasi pada Kampung Luar Batang yaitu wisata bahari diarahkan sebagai kawasan dengan wisata rohani dan penunjang di sekitar Mesjid Luar Batang. Adanya revitatalisasi tersebut sehingga Masjid Luar Batang merupakan landmark pada kawasan Kampung Luar Batang.

Pada gambar dibawah merupakan bentuk gerbang Masjid Luar Batang di tahun 1916. Tampak pada bagian depan terdapat beberapa simbol yang berkaitan dengan Islam seperti bulan sabit dan bintang. Selain itu tampak pada sebelah kanan dan kiri terdapat tulisan arab gundul berupa “Masjid Keramat”

1

Sumber : http://soulofjakarta.com/

Pada tahun 1990-an bentuk gerbang telah dirubah secara drastis pada saat renovasi masjid secara total pada tahun 1950-an. Bentuk interior masjid, sebelum mengalami renovasi pada tahun 1950-an tidak terdokumentasikan secara rinci. Namun jika dilihat berdasarkan gambar disamping tampak hasil renovasi masjid, dimana terdapat perubahan over-hang (sosoran) yang terbuat dari plat.

Bentuk perubahan lain yang tampak nyata adalah ornamen Islami yang dibuat tampak lebih nyata berupa kaligrafi dengan lafadz “Sabillah Alaudrus” dalam tulisan Arab.

unduhan

Sumber : kabarpenjaringan.blogspot.com

Pada tahun 2005, terjadi renovasi dan pembangunan ulang kembali keseluruhan komplek masjid. Akibat dengan adanya pembangunan secara total tersebut, maka bentuk dari gerbang masjid kembali berubah, namun perubahan tidak terlalu signifikan seperti sebelumnya, perubahan mencakup bentuk kaligrafi dan warna.

 

masjid-luar-batang

Sumber : http://soulofjakarta.com/

 

 

BAB III

GAMBARAN KAWASAN

peta-kampung-luar-batanggg

2

Kampung Luar Batang adalah kampung nelayan yang termasuk dalam Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Kampung yang terletak di Kelurahan Penjaringan ini merupakan pemukiman tertua di Jakarta. Diperkirakan, pemukiman ini mulai dibangun pada tahun 1630-an. Kampung ini boleh dikatakan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu. Kampung Luar Batang berdekatan dengan pantai dan beberapa pemukiman menengah atas seperti Pluit, Pemukiman Terpadu Pantai Mutiara dan Muara Angke.

 

3.1 Masjid Luar Batang

Kampung Luar Batang adalah sebuah peninggalan sejarah yang dipercaya sebagai pemukiman tertua di Jakarta yang telah berdiri sejak tahun 1630. Yang paling terkenal dari kampung ini adalah masjidnya, yaitu Masjid Luar Batang. Masjid Luar Batang merupakan landmark dari kampung Luar batang. Pada kampung luar batang ini di tempati oleh para keluarga nelayan, dan kampung luar batang ini masih kental oleh rumah adat suku betawi.

Bentuk Akulturasi Budaya yang ada di Masjid Keramat Luar Batang

Bentuk Atap

  • Bentuk atap dari Masjid Luar Batang yang berbentuk limas sangat dipengaruhi oleh bentuk bentuk atap masjid yang ada di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah
  • Sedangkan atap masjid yang menjadi “acuan” dari Masjid Luar Batang cenderung mengadopsi bentuk atap Pura Hindu Bali

masjid-luar-batang

Sumber : Wartakota.Tribunnews.com

Akulturasi Pemakaman

  • Pemakaman dalam Islam memiliki aturannya sendiri terutama yang berkaitan dengan posisi makam, bagian kepala dan kaki, serta bahkan bentuk pemakaman
  • Kreasi-kreasi lewat ukiran, atau lukisan pada bagian-bagian batu nisan, cungkup, gapura Makam-makam yang dianggap keramat ditempatkan dipemakaman khusus.

131706_masjid

Sumber : Travel.detik.com

 

3.2 Rumah Penduduk

Pada Kampung Luar Batang ini kebanyak rumah penduduk yaitu rumah adat betawi yang khas dengan list planknya yaitu disebut “Gigi Balang”

 

3.3 Kawasan Kampung Luar Batang

Pada Kawasan Kampung Luar Batang ini banayk ditempat oleh para nelayan, karena daerah ini merupak daerah pelabuhan. Perahuu tersebut dapat berfungsi sebagai transportasi dan juga mengangkut para turis yang datang.

antarafoto-Wisatawan-010812-zk-1

Sumber : bettylovesblogging.com

 

Praus_070826-276_mank

Sumber : Antarafoto.com

 

3.4 Analisis place theory pada Kampung Luar Batang

Berdasarkan teori Place juga didapatkan penekanan adanya suatu makna dari tempat di lokasi sebuah kota (Zhand dalam Trancik, 1986) – Berdasarkan teori Punter (1991) ada tiga unsur pembentuk place yaitu physical setting, activities, dan  meaning

Physical setting: Landmark berupa masjid Luar Batang cenderung bersifat fleksibel dan mengikuti perkembangan jaman meskipun secara fisik bangunannya telah mengalami perubahan. Aktifitas penggunaan dari Masjid Luar Batang cenderung semakin meningkat dikarenakan masjid ini memiliki nilai ke sakralan yang tinggi

Activities: Gambaran tingkah laku pemakai dan fungsi tempat tersebut dan cenderung berkembang seusai dengan perkembangan waktu  perayaan Maulid Nabi, Idul Fitri dan Idul Adha, pedagang kaki lima dan sebagai pengemis

Meaning: Pola pikir dimana almarhum Habib Hussein bin Abubakar Alaydrus merupakan orang yang sakti dan memiliki beberapa karomah, bahkan walau hanya berjiarah kemakamnya maka hajat/keinginnya dapat terkabul

 

 

BAB IV

USULAN DAN PELESTARIAN KAWASAN

 

4.1 Kesimpulan

Kampung Luar Batang cukup strategis karena dilewati oleh Jalan Gedong Panjang yang menjadi jalan penghubung antara kawasan perindustrian Pluit-Bandara Soekarno Hatta dan Pelabuhan Tanjung Priuk. Sebagai tempat yang strategis Kampung Luar Batang seperti “dikepung” oleh kebijakan pengembangan kawasan, reklamasi Perumahan Pantai Mutiara. Dasar reklamasi ini telah ada sejak tahun 1995 dimana pada saat itu dikenal dengan Jakarta Waterfront Development Program,

Selain karena perkampungan di tengah kawasan pusat perekonomian, Kampung Luar Batang juga memiliki landmark yaitu Masjid Keramat Luar Batang. Masjid yang telah ada sejak abad ke XVII, tapi sebagai benda cagar budaya, masjid ini telah mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan bangunan aslinya pada tahun 1916.

 

4.2 Permasalahan

Selain karena jumlah luasan dari sistem drainase yang dirasa cukup kurang, yang menjadi permasalahan pada kampung ini adalah kondisi geografis dari kampung ini yang terletak dibawah permukaan laut. Akibatnya pada waktu tertentu kampung ini terendam banjir. Sejak dahulu kampung ini selalu terendam banjir, hanya saja intensitas serta lama banjir cukup singkat. Namun saat ini banjir di Kampung Luar Batang semakin sering dan lama banjirnya cukup lama bahkan hampir satu minggu.

Pada Kawasan ini terdapat bangunan perumahan yang kurang teratur dan padat, Kampung Luar Batang sebagai salah satu basis penyedia pemukiman di kawasan Penjaringan, secara internal memiliki faktor bangkitan dan tarikan alami. Dengan adanya Masjid Keramat Luar Batang sebagai pusat kegiatan di kampung ini maka banyak kegiatan perdagangan yang terfokus pada kawasan masjid dan sekitarnya. Hal ini sama seperti ditempat lain dimana terdapat interest place maka masyarakat akan berusaha mengambil keuntungan secara tidak langsung,

Jika dikaji dalam teori linkage, maka kampung ini secara tidak langsung terhubung dengan sistem lalu lintas Tol Pelabuhan-Bandara Soekarno-Hatta, cukup dekat dengan pusat pelelangan ikan dan pasar ikan Muara Baru.

 

4.3 Usulan dan Saran

  • Sering terjadi banjir dan kurangnya drainase

Sebaiknya sistem drainase pada kampung Luar Batang di rawat agar tidak sering terjadinya banjir. Lalu warga atau pengunjung yang berada pada kawasan Kampung Luar Batang diharapkan tidak membuang sampah sembarangan.  Perbanyak tempat pembuangan sampah agar masyarakat dan para pendatang membuang sampah tidak sembarangan, apabila melanggar maka ditegaskan.

  • Penataan pada kawasan harus sesuai dengan peruntukan yang telah di tetapkan oleh undang-undang, karena kawasan kampung Luar Batang sudah semakin padat.
  • Pedagang dilarang berjualan di area yang bukan untuk tempat berjualan dan di area yang mengganggu sirkulasi untuk masuk ke Masjid.
  • Dibuat dan diatur lagi untuk penataan parkiran, karena parkir tidak rapih.

 

 

 

Sumber :

http://nisa-arsitek.blogspot.co.id/2015/04/kawasan-kampung-luar-batang.html (Special Thanks to this blog)

http://faisridho7.blogspot.co.id/2016/06/tugas-konservasi-arsitektur.html

http://okavanis.blogspot.co.id/p/arsitektur.html?view=flipcard&m=1

http://soulofjakarta.com/index.php?modul=sejarah-kampung-luar-batang-jakarta-utara.html&id=MTIxMw==&kat=4

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1505/Kramat-Luar-Batang-Kampung

KRITIK ARSITEKTUR APRESIASI BUDAYA (PASAR GEDE HARDJONAGORO SOLO)

19 Jan

Kritik Arsitektur Terkait Aplikasi pada Pasar Gede Hardjonagoro Solo

Bentuk pengaplikasian arsitektural Jawa (tradisoanal) dan arsitektural Belanda yang diterapkan pada bangunan Pasar Gede Hardjonagoro sudah sangat baik, penggabungan yang unik dengan bentuk bangunan yang terpadu antara struktur bangunan (Belanda) dan struktur atap (Jawa). Gaya Belanda yang kental pada fasad memberikan kesan kokoh dan megah dan gaya atap Jawa yang mewakilkan unsur budaya tradisonal yang mencirikan arsitektur bangsa.

 

Secara struktural, bangunan pasar Gede berada pada kesatuan ekologi kultural (situs sakral pasar candi) sebagai bagian dari bangunan jobo keraton (luar keraton), yaitu pasar gede, tugu pemandengan ndalem, gapura gladhag, gapura pamurakan, alun-alun, masjid agung, pagelaran dan siti (hi)nggil. Sementara dikaji secara fungsional memang sejak dahulu juga sudah berfungsi sebagai pasar transaksi model Jawa.

 

Sebagai peninggalan sejarah, Pasar Gede berhasil menapakkan jejak masa lampaunya pada tiga kategori fakta, yaitu artefak (seni arsitektur bangunannya sendiri), social fact karena pasar sebagai tempat interaksi sosial (gedhe kumandange), dan manti fact melambangkan sakral-magis karena melahirkankonsep dasar pasar candi. Oleh karena itu, Pasar Gede akan senantiasa dikenang sepanjang masa oleh masyarakat Solo karena mengandung nilai memori-kolektif yang melekat di hati rakyatnya.

 

Arsitektur Pasar Gede banyak dikutip oleh banyak peneliti arsitektur asing. Pasar itu pernah terbakar pada tahun 1948 dan selesai dibangun kembali tahun 1954. Pasar Gede merupakan salah satu tujuan wisata, terutama wisatawan domestik. Selain bangunannya terkesan antik, di bagian dalam pasar tradisional ini tampak tertib dan bersih. Bangunan semacam ini memiliki nilai-nilai filosofi bangunan Jawa, yaitu diantara yang tampak dan yang tidak tampak, ada kandungan tuntutan hidup. Situs Pasar Gede memang patut digugah kembali karena kandungan sejarahnya sangat kental dengan situs kapujanggan keraton. Pada kawasan 200 meter dan civic center-nya kota Solo akan ditemui simbol-simbol budaya kota (Indies atau Indolen) yang mengurai kandungan ekologi lingkungan budaya yang sakral-magis.

 

 

Pasar Gede Tempo Dulu

pasar-gede5-1937-Asia-Maior copy

Gambar 2.13. Pasar Gede Tempo Dulu

Foto ini, hasil karya Bpk.Saptono Padmomaruto, Karyawan RRI Surakarta & P.N Lokananta. Th. 1947-1978.Foto ini di foto Th 1950.

Pasar Gede Saat Ini

pg2

Gambar 2.14. Pasar Gede Saat Ini

Foto ini, hasil karya Bpk. Wibowo wibisono, http://www.fotografer.net/forum/forum.view.php?id=949390 dan Image google

Sumber :

Heri Priyatmoko, dkk. 2006. Solo Tempo Doeloe Dagang dan Air. Solo

Nancy K. Florida, Javanese literature in Surakarta manuscripts / Vol. 2 Manuscripts of the Mangkunagaran Palace, Cornell University Ithaca, NY : Southeast Asia Program (SEAP), 2000

file:///C:/Users/User/Downloads/S1-2014-268471-chapter1.pdf

CONTOH KRITIK ARSITEKTUR PADA BANGUNAN

24 Nov

Kritik Impressionistik

Definisi

  • Seniman mereproduksi karyanya sendiri atau orang lain dengan konsekuensi adanya kejemuan, sedang kritik selalu berubah dan berkembang.
  • Kritik impressionis adakalanya dipandang sebagai parasit.
  • Kritik impressionis menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya.
  • Karya yang asli berjasa bagi kritik sebagai area eksplorasi karya-karya baru dan berbeda.
  • Kecantikan, memberi kepada penciptaan unsur yang universal dan estetik, menjadikan kritikus sebagai kreator, dan menghembuskan ribuan benda yang berbeda yang belum pernah hadir dalam benaknya, yang kemudian terukir pada patung-patung, terlukis pada panel-panel dan terbenam dalam permata-permata.

 

Bentuk Metode Kritik Impresionistik

Kritik Impresionistik dapat berbentuk :

  • Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa
  • Caligramme : Paduan kata membentuk silhouette
  • Painting : Lukisan
  • Photo image : Imagi foto
  • Modification of Building : Modifikasi bangunan
  • Cartoon : Focus pada bagian bangunan sebagai lelucon

 

Taman Akuarium Air Tawar
p1010432
Sejarah dari Museum Taman Akuarium Air Tawar TMII (Taman Mini Indonesia Indah) dibangun sejak tahun 1992 dan diresmikan pada tanggal 20 april 1994 . Taman Akuarium ini merupakan taman biota air tawar terbesar dan terlengkap ke dua di dunia serta terbesar di asia. Menyimpan 6.000 ekor 126 spesies, terdiri atas beragam jenis, baik dari berbagai perairan indonesia maupun belahan dunia lain, meliputi tanaman air, reptilia, crustacea, dan ikan. Taman akuarium ini dilengkapi museum, perpustakaan, auditorium, akuarium nusantara, pojok reptilia, lorong gurame, dan ruang karantina yang dibangun di bagian belakang untuk pengembangbiakan koleksi dan menampung hasil dari petani yang dapat diperjualbelikan kepada pengunjung, masyarakat umum, penampung ikan, dan eksportir.
Taman akuarium juga membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan masyarakat umum untuk melakukan penelitian dan observasi berkait dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan peluang bisnis ikan hias. Beberapa koleksi istimewa yang berasal dari air tawar asli indonesia antara lain arwana/siluk (scleropages formosus), hiu gergaji (pristis microdon), tapah (wallago leerii), ikan sumpit, ikan buntal yang dapat menggelembung seperti balon, dan lain-lain. Selain itu, terdapat juga koleksi jenis ikan tamu yang mempesona antara lain arapaima (arapaima gigas), piranha (serrasaimus) dari sungai Amazon di Amerika, ikan buta, ikan kupu-kupu, ikan chinese high fin (myxocyprinus asiaticus asiaticus) dari sungai yangtze-Cina, serta kelompok ikan kecil guppy, molly, dan platy.
p10104801
Bangunan ini menempati area tanah seluas 5.500 mdilengkapi dengan 21 akuarium dinding dan 50 lebih akuarium lepas. Taman Akuarium Air Tawar merupakan salah satu bangunan kebanggaan bangsa Indonesia yang di bangun di kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Cipayung , Jakarta Timur. Bangunan ini mempunyai Tema “Indonesia dan Dunia Air Tawar”, fakta lain mengenai bangunan ini adalah merupakan aquarium terbesar kedua di dunia. Terlihat segar dan sangat indah semua itu di karenakan bangunan ini didominasi oleh warna hijau. Terletak di atas danau buatan yang menambah keeksotisan bangunan tersebut.
p1010439
Gambar Tampak Depan Museum Akuarium Air Tawar yang di ambil dari seberang danau yang berada tepat di depan bangunan akuarium air tawar tersebut. Terlihat sangat indah dan kokoh dari bangunan nya tersebut walaupun bangunan ini sudah lama berdiri pada tahun 1992.
p1010473
Dari gambar ini bisa terlihat fasad bangunan yang di cat finishing dengan menggunakan warna-warna yang berani dan mencolok, gunanya untuk menarik minat pengunjung dari dewasa maupun anak-anak agar tertarik untuk berkunjung ke dalam museum Akuarium Air Tawar.
p1010494
Dari gambar di atas ini memperlihatkan struktur atap bagian dalam bangunan museum akuarium air tawar. Bangunan Taman Aquarium Air Tawar terdiri atas dua lantai seluas 5.500 m2.
OLYMPUS DIGITAL CAMERA
foto03291
Selain itu, TAAT juga dilengkapi dengan ruang karantina untuk menampung dan merawat ikan-ikan yng sakit. Ruang karantina teresebut juga digunakan untuk pengembangbiakan ikan dan perternakan pakan alami. Di tempat ini, pengunjung akan mendapat informasi tambahan tentang membudidayakan ikan.
OLYMPUS DIGITAL CAMERA

 

denah21

Benar adanya jika tempat ini dikatakan sebagai museum. Karena tempat ini memiliki “koleksi” yang beragam dan dilengkapi fasilitas yang mendukung kegiatan di tempat ini. Pada TAAT terdapat museum sebagai tempat piranti penunjang peraga ikan-ikan air tawar. Di sini, pengunjung bisa melihat morfologi ikan secara mendetail dalam bentuk poster dan miniatur ikan.

denah1

Pada TAAT terdapat fasilitas penunjang, seperti auditorium sebagai ruang serbaguna dan tempat pemutaran film dokumenter. Adanya perputakaan sebagai pusat informasi mengenai biota air tawar yang membantu kita untuk lebih memahami akan koleksi yang ada.

Selain itu TAAT juga dijadikan salah satu tempat penelitian dan observasi oleh para peneliti. Banyak dari kalangan akademisi yang melakukan penelitian di tempat ini. Baik untuk tugas perkuliahan, tugas akhir, skripsi dan sebagainya.

Untuk menunjang sarana tersebut, TAAT menyediakan wahana konsultasi penyelesaian skripsi dan laporan penelitian dengan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang mengakomodasi penelitian yang berhubungan dengan biota hayati air tawar. Dengan konsep wahana ini, TAAT juga sekaligus dapat menjadi pangkalan data tentang biologi dan keanekaragaman biota air tawar.

 

Sumber : 

http://fhy03candra.blogspot.co.id/2013/01/kritik-arsitektur-metode-normatif_26.html

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/

 

 

KRITIK ARSITEKTUR DESKRIPTIF

17 Nov

KRITIK DESKRIPTIF

Definisi
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual).
• Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
• Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
• Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
• Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.

Metode
1. Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depiktif telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang. Kritik depiktif tidak butuh pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya. Kritik depiktif lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang
menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.

• Static (Secara Grafis)
Depictive criticism dalam aspek static memfocuskan perhatian pada elemen-elemen, bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture). Penelusuran aspek static dalam depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian. Penggunaan media grafis dalam depictive critisim dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias. Aspek static depictive criticism dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : fotografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).

• Dynamic (Secara Verbal)
Tidak seperti aspek static, aspek dinamik depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat. Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui
ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya?

• Process (Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu. Bila kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depiktif (aspek proses) lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi :
o Kapan bangunan itu mulai direncanakan,
o Bagaimana perubahannya,
o Bagaimana ia diperbaiki,
o Bagaimana proses pembentukannya.

2. Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik.
Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian-kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Misalnya, bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek? Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan-bangunan yang dirancangnya.

3. Contextual Criticism ( Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, politikal, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak kontroversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.

Kelebihan Kritik Deskriptif
Dengan kritik deskriptif kita bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk beluknya. Metode dari deskriptif ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal yang umum ke khusus ataupun deduktif dari hal yang khusus ke umum. Metode kritik ini tidak bertujuan untuk pengembangan karya selanjutnya seperti metode impresionis yang menggunakan hasil kritik untuk karya selanjutnya.

Kekurangan Kritik Deskriptif
Hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/
http://tugasbaron.blogspot.co.id/2012/04/kritik-arsitektur.html

KRITIK ARSITEKTUR INTERPRETIF

17 Nov

KRITIK INTERPRETIF

Definisi
Karakteristik utama kritik interpretif adalah kritikus dengan metode sangat personal. Tindakannya bagaikan sebagai seorang interpreter atau pengamat tidak mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau ukuran. Kritik Interpretif punya kecenderungan karakteristik sebagai berikut :
• Kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal.
• Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin, klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi.
• Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat.
• Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan(biasanya perubahan cara pandang dengan “metafor” terhadap bangunan yang kita lihat).
• Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami.
• Membangun satu karya “bayangan” yang independen melalui bangunan sebagaimana miliknya, ibarat sebuah kendaraan.
Metode
1. Kritik Advokatif (Advocatory)
Kritik advokatif ini tidak diposisikan sebagai bentuk penghakiman (judgement). Bentuk kritiknya lebih kepada anjuran yang mencoba bekerja dengan penjelasan lebih terperinci yang kadangkala juga banyak hal yang terlupakan. Isi kritik tidak mengarahkan pada upaya yang memandang rendah orang lain. Kritikus mencoba menyajikan satu arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan secara bersama tentang bangunan. Kritikus membantu kita untuk melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh sang arsitek melalui bangunannya dan berusaha menemukan pesona dimana kita telah mengira ia hanyalah sebuah objek yang menjemukan. Dalam hukum advocatory criticism, kritiknya tercurah terutama pada usaha mengangkat apresiasi pengamat,

2. Kritik Evokatif (Evocative)
Evoke berarti menimbulkan, membangkitkan. Ungkapan sebagai pengganti cara kita mencintai bangunan. Menggugah pemahaman intelektual kita atas makna yang dikandung bangunan. Membangkitkan emosi rasa kita dalam memperlakukan bangunan. Kritik evokatif tidak perlu menyajikan argumentasi rasional dalam menilai bangunan. Kritik evokatif tidak dilihat dalam konteks benar atau salah tetapi makna yang terungkap dan pengalaman ruang yang dirasakan. Mendorong orang lain untuk turut membangkitkan emosi yang serupa sebagaimana dirasakan kritikus.
KRITIK EVOKATIF DISAMPAIKAN DALAM BENTUK :
• Kritik Naratif
• Kritik Fotografi (Intensify, Eteherial, Juxtaposition, Assosiation, Moment of Truth)

Kelebihan Kritik Interpretif
Didalam kritik interpretif ini, tindakan seorang interpreter atau pengamat tidak mengklaim satu doktrin, sistem, tipe atau ukuran.

Kekurangan Kritik Interpretif
Hanya menyajikan satu arah topik yang dipandang perlu untuk kita perhatikan secara bersama tentang bangunan.

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/
http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/6741/KRITIK+INTERPRETASI.doc
http://tugasbaron.blogspot.co.id/2012/04/kritik-arsitektur.html

KRITIK ARISTEKTUR IMPRESSIONISTIK

17 Nov

KRITIK IMPRESSIONISTIK

Definisi
Seniman mereproduksi karyanya sendiri atau orang lain dengan konsekuensi adanya kejemuan, sedang kritik selalu berubah dan berkembang. Kritik impressionis ada kalanya dipandang sebagai parasite. Kritik impressionis menggunakan karya seni atau bangunan sebagai dasar bagi pembentukan karya keseniannya. Karya yang asli berjasa bagi kritik sebagai area eksplorasi karya-karya baru dan berbeda. Kecantikan, memberi kepada penciptaan unsur yang universal dan estetik, menjadikan kritikus sebagai kreator, dan menghembuskan ribuan benda yang berbeda yang belum pernah hadir dalam benaknya, yang kemudian terukir pada patung-patung, terlukis pada panel-panel dan terbenam dalam permata-permata.

Metode
Kritik Impresionistik dapat berbentuk :
• Verbal Discourse : Narasi verbal puisi atau prosa
• Caligramme : Paduan kata membentuk silhouette
• Painting : Lukisan
• Photo image : Imagi foto
• Modification of Building : Modifikasi bangunan
• Cartoon : Focus pada bagian bangunan sebagai lelucon

Kelebihan Kritik Impressionistik
• Menggugah imaji tentang fakta menjadi lebih bermakna
• Dengan cepat membuat pengamat menduga-duga sesuatu yang lain lebih dari sekedar sebuah bangunan fisik
• Menggiring pengamat untuk lebih seksama melihat sebuah karya seni
• Mampu membangkitkan analisis objek yang sebelumnya tampak sulit atau sebaliknya membuat kompleks yang sebelumnya tampak sederhana
• Membuat lingkungan lebih terlihat dan mudah diingat

Kekurangan Kritik Impressionistik
• Kritik seolah tidak berkait dengan arsitektur
• Interpretasi menjadi lebih luas dan masuk dalam wilayah bidang ilmu lain
• Pesan perbaikan dalam arsitektur tidak tampak secara langsung
• Menghasikan satu interpretasi yang bias tentang hakikat arsitektur.

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/
http://tugasbaron.blogspot.co.id/2012/04/kritik-arsitektur.html

KRITIK ARSITEKTUR NORMATIF

17 Nov

KRITIK NORMATIF

Definisi
Hakikat kritik normatif adalah adanya keyakinan (conviction) bahwa di lingkungan dunia manapun, bangunan dan wilayah perkotaan selalu dibangun melalui suatu model, pola, standar, atau sandaran sebagai sebuah prinsip. Melalui suatu prinsip, keberhasilan kualitas lingkungan buatan dapat dinilai. Suatu norma tidak saja berupa standar fisik yang dapat dikuantifikasi tetapi juga non fisik yang kualitatif. Norma juga berupa sesuatu yang tidak konkret dan bersifat umum dan hampir tidak ada kaitannya dengan bangunan sebagai sebuah benda konstruksi.

Metode
Karena kompleksitas, abstraksi dan kekhususannya kritik normatif perlu dibedakan dalam metode sebagai berikut :
• Metoda Doktrin (satu norma yang bersifat general, pernyataan prinsip yang tak terukur)
• Metoda Sistemik (suatu norma penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan untuk satu tujuan)
• Metoda Tipikal (suatu norma yang didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk satu kategori bangunan spesifik)
• Metoda Terukur (sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif)

Kelebihan Kritik Doktrinal
• Dapat menjadi guideline tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur
• Dapat memberi arah yang lebih jelas dalam pengambilan keputusan
• Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang
• Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
• Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
• Memperkaya penafsiran

Kekurangan Kritik Doktrinal
• Mendorong segala sesuatunya tampak mudah
• Mengarahkan penilaian menjadi lebih sederhana
• Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal
• Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
• Memandang arsitektur secara parsial
• Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
• Memperlebar tingkat konflik dalam wacana teoritik arsitektur

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/
http://tugasbaron.blogspot.co.id/2012/04/kritik-arsitektur.html

KRITIK ARSITEKTUR TERUKUR

17 Nov

KRITIK TERUKUR

Definisi
Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif. Metode kritik dengan melihat ukuran dan besaran ruang yang digunakan dalam sebuah bangunan dengan acuan standarisasi dengan bangunan lainnya. dan juga dapat mengacu pada standarisasi yang telat ditetapkan dalam Data Arsitektur (Neufert Architect’s Data) dan Time Saver.

Metode
Hakikat metode kritik terukur, kritik pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi. Bilangan atau standar pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa : Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa standar normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinkan.
Ada kalanya standar dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
Norma atau standar yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut: Tujuan Teknis (Technical Goals) Tujuan Fungsi (Functional Goals) Tujuan Perilaku (Behavioural Goals).

Tujuan Teknis Metode Kritik Terukur
Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standarisasi ukurannya secara teknis contoh : Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :

1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem

2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air

3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu

Kelebihan Kritik Terukur
Metodenya terukur secara kuantitatif. Memiliki Pertimbangan yang diperlukan dalam tujuan fungsi metode kritik terukur.

Kekurangan Kritik Terukur
Kegiatan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut, tetapi mengkritik biasanya lebih cenderung dikaitkan dengan hal-hal yang dinilai kurang baik atau buruk.

 

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/

KRITIK ARSITEKTUR TIPIKAL

17 Nov

KRITIK TIPIKAL
Definisi
Kritik Tipikal (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.

Metode
• Studi tipe bangunan saat ini telah menjadi pusat perhatian teoritikus dan sejarawan arsitektur karena desain menjadi lebih mudah dengan mendasarkannya pada tipe yang telah standard, bukan pada innovative originals (keaslian inovasi).
• Studi tipe bangunan lebih didasarkan pada kualitas, fungsi (utility) dan ekonomi lingkungan arsitektur yang telah terstandarisasi dan terangkum dalam satu tipologi.
• Menurut Alan Colquhoun (1969), Typology & Design Method, in Jencks, Charles, “Meaning in Architecture’, New York: G. Braziller : Tipe pemecahan standar justru disebut sebagai desain inovatif. Karena dengan ini problem dapat diselesaikan dengan mengembalikannya pada satu convensi (type standard) untuk mengurangi kompleksitas.
• March, Lionel and Philip Steadman (1974), The Geometry of Environment, Cambridge : MIT Press, bahwa pendekatan tipologis dapat ditunjukkan melalui tiga rumah rancangan Frank Lloyd Wright didasarkan atas bentuk curvilinear, rectilinear, dan triangular untuk tujuan fungsi yang sama.
• Typical Criticsm diasumsikan bahwa ada konsistensi dalam pola kebutuhan dan kegiatan manusia yang secara tetap dibutuhkan untuk menyelesaikan pembangunan lingkungan fisik.

Elemen Kritik Tipikal
Struktural (Struktur)
Tipe ini didasarkan atas penilaian terhadap lingkungan berkait dengan penggunaan material dan pola yang sama.
• Jenis bahan
• Sistem struktur
• Sistem Utilitas dan sebagainya.
Function (Fungsi)
Hal ini didasarkan pada pembandingan lingkungan yang didesain untuk aktifitas yang sama. Misalnya sekolah akan dievaluasi dengan keberadaan sekolah lain yang sama.
• Kebutuhan pada ruang kelas
• Kebutuhan auditorium
• Kebutuhan ruang terbuka dsb.
Form (Bentuk)
• Diasumsikan bahwa ada tipe bentuk-bentuk yang eksestensial dan memungkinkan untuk dapat dianggap memadai bagi fungsi yang sama pada bangunan lain.
• Penilaian secara kritis dapat difocuskan pada cara bagaimana bentuk itu dimodifikasi dan dikembangkan variasinya.
• Sebagai contoh bagaimana Pantheon telah memberi inspirasi bagi bentuk-bentuk bangunan yang monumental pada masa berikutnya.
Menurut Mc. Donald (1976), The Pantheon, Cambridge: Harvard :
Secara simbolis dan ideologis Pantheon dapat bertahan karena ia mampu menjelaskan secara memuaskan dalam bentuk arsitektur, segala sesuatunya secara meyakinkan memenuhi kebutuhan dan inspirasi utama manusia. Melalui astraksi bentuk bumi dan imaginasi kosmos dalam bentuk yang agung. Arsitek Pantheon telah memberi seperangkat simbol transedensi agama, derajad, dan kekuatan politik.

Kelebihan Kritik Tipikal
• Desain dapat lebih efisien dan dapat menggantungkan pada tipe tertentu
• Tidak perlu mencari lagi panduan setiap mendesain
• Tidak perlu menentukan pilihan-pilihan visi baru lagi
• Dapat mengidentifikasi secara spesifik setiap kasus yang sama
• Tidak memerlukan upaya yang membutuhkan konteks lain.

Kekurangan Kritik Tipikal
• Desain hanya didasarkan pada solusi yang minimal
• Sangat bergantung pada tipe yang sangat standar
• Memiliki ketergantungan yang kuat pada satu tipe
• Tidak memiliki pemikiran yang segar
• Sekedar memproduksi ulang satu pemecahan

 

Sumber :

http://nustaffsite.gunadarma.ac.id/blog/raziq_hasan/materi-kuliah/kritik-arsitektur/

TULISAN III. KULIAH LAPANGAN ARSITEKTUR/STUDY

14 Jul

THE DANCING HOUSE

The Dancing House merupakan sebutan untuk bangunan kantor yang terletak di kota Prague, Republik Ceko. Didesain oleh arsitek kelahiran Kroasia, Vlado Milunic bekerja sama dengan arsitek dari Kanada Frank Gehry. Pembangunan gedung dimulai pada tahun 1994 dan baru selesai pada tahun 1996.
Gedung ini merupakan salah satu bukti sejarah besar dalam perang dunia kedua, sebelum di bangunnya gedung ini sebuah rumah telah hancur akibat serangan bom. Di dekat sana pernah di tinggali oleh mantan presiden Republik Ceko yaitu Vaclav Havel.
Vaclav Havel pernah menghabiskan masa kecilnya di sini dan akhirnya ia meminta seorang arsitek modern yang bernama Vlado Milunic untuk menjadikan tempat itu sebagai pusat budaya, ING Bank mendanai semua biaya pembangunan, dan meminta Vlado Milunic untuk bekerja sama dengan arsitek terkenal lainnya.
Desain gedung yang futuristik ini diharapkan bisa menjadi salah satu pusat kebudayaan di negara itu. Aslinya bernama ‘Fred and Ginger’ yang berasal dari nama Fred Astaire dan Ginger Rogers, dan berada di antara gedung Neo-Baroque, Neo-Gothic dan Art Nouveau yang sangat terkenal di Prague.
bangunan ini di dukung oleh 99 panel beton yang berbeda bentuk dan ukuran, di atas bengunan terdapat sebuah struktur logam yang dikenal bernama Medusa. Interior bangunan ini diisi dengan interior abad ke-18 dan abad ke-19. Bangunan ini terdapat dua bangunan inti yaitu, menara kaca dan sebuah gedung yang memiliki kaca – kaca yang bergelombang.
Sumber :
http://onestopwissen.blogspot.com/2012/05/dancing-house.html